Selasa, 28 Mei 2013

Ilmu Pancing 2

Bismillahirrahmanirrahim..

Rasanya sayang sekali jika membuang ilmu ini. Biarpun hanya ilmu memancing, tetapi begitu berharga untuk dilestarikan. Seperti janji saya di artikel yang pertama, ilmu mancing ini akan menjadi jurus tambahan. Ilmu ini saya dapat dari Habib Abdillah Al-Qadri yang bergelar wali samban, juriyat dari Habib Bagawan Al-Idrus atau Pangeran Suryanata, Candi Agung Amuntai, Kalimantan Selatan. 

Menurut beliau, ada empat khadam yang diperintahkan Nabi Khidir untuk menjaga ikan di seluruh dunia. Ilmu ini mengontak khadam tersebut agar membantu ikan-ikan melahap umpan kita. Ibaratnya, jika cara pertama juga berjalan, maka cara kedua ini bisa melipatgandakan fungsinya. Toh tujuannya sama-sama mengincar ikan. 

Oke, sediakan sekapur sirih lengkap. Mulai dari sirih, pinang, gambir dan kapur, semuanya digulung dengan daun sirih lalu ditusuk seperti sate. Bahan-bahan tersebut dibawa ke tempat pemancingan. Setelah sampai di TKP (Tempat Kejadian Pemancingan), serulah empat khadam tadi, berikut seruannya :

"Assalamu'alaikum Ya Mardan, Mardin, Mardut, Mardiah. Bawakan kepadaku ikan yang paling buruk, yang paling jelek dan yang paling kecil." Baca sebanyak tiga atau tujuh kali, lalu lemparkan sate sirih tadi ke air agak jauh lalu ucapkan ,"Ini upah kamu."

Jika mengamati kata seruan "paling jelek dan paling kecil" tentu pembaca bisa berpikir "apa gak salah nih permintaan, masa mancing ikan minta yang jelek dan imut". Sebenarnya kalimat itu mengandung rasa bersyukur dan menjauhi nafsu serakah. Sehingga kalimat permintaan itu demikian merendah. Kerakusan manusia sangat berbahaya, tidak puas mendapat ikan sebesar lengan, bisa main jaring atau pukat harimau. Hingga ikan yang besar dan kecil mati. Marilah kita menikmati anugerah Allah dengan cara yang baik. Karena sumber daya alam Indonesia ini merupakan titipan anak cucu kita kelak. 

Semoga ilmu memancing ini berguna dan berkah untuk para pembaca. 


borneowahyu@gmail.com