Senin, 17 Juni 2013

Ilmu Kata Tujuh Turun Picak Empedu


Bismillahirrahmanirrahim...

Mengingat ilmu ini, terkenang pada saat masih muda. Masih berdarah panas dan bersemangat mencari ilmu. Tiap menemukan atau mengetahui orang yang mempunyai kelebihan, saya akan memburu ilmunya sampai dapat hehehe. Ilmu pukulan Picak Empedu ini saya temukan secara tidak sengaja pada suatu peristiwa yang membekas dalam ingatan.


Dulu dalam bekerja, saya bersama teman sering menyusuri sungai menggunakan perahu klotok menuju ke tengah hutan. Suatu ketika, rombongan kami dikeroyok perampok. Peristiwa perampokan di tengah hutan memang sudah sering terjadi. Saya yang masih belum matang tentu berdebar melihat kawanan perampok. Ternyata seorang bapak berani melawan perampok dan menampar wajahnya, lalu berkata ,”Jam 5 ya Pak.”


Mungkin bagi orang lain bisa jadi kebingungan dengan ucapan bapak itu. Termasuk saya yang masih dicekam rasa takut. Masa sedang dirampok malah membicarakan waktu dengan penjahat. Tapi memang saat itu kejadian perampokan saat menjelang sore jam 5. Jadi kesimpulannya, bapak tadi mungkin akan mengingat bahwa kejadian perampokan itu terjadi jam 5 untuk melengkapi laporan ke pihak berwajib. Ternyata kesimpulan itu salah besar. Tepat jam 5, perampok yang ditampar bapak tadi berteriak kepanasan dan terdengar suara empedu di  dalam tubuhnya pecah!

Tentu saja kejadian aneh dan mengejutkan itu membuat kawanan perampok lain tancap gas melarikan diri. Mereka sadar bahwa ada orang berbahaya di rombongan kami. Sedangkan bagi saya, ibarat menemukan mutiara di balik lumpur. Semangat hampir melayang karena perampok, malah diganti dipertemukan dengan bapak yang sakti tadi. Maka saya pun terus melakukan pendekatan dengan bapak tersebut dan ingin mempelajari ilmu pukulan itu.


Awalnya bapak itu menghindar jika ditanya tentang ilmu tersebut. Namun, melihat kesungguhan saya untuk mempelajari ilmu tersebut, akhirnya saya diberi tunjuk ajar. Dan tahulah saya, ilmu itu disebut Ilmu Kata Tujuh Turun Picak Empedu. Kegunaannya, seperti yang ditunjukkan bapak itu kepada perampok. Jika kita memukul orang dan menyebut jam, maka pada jam yang disebut itu, empedu sasaran akan pecah. Bagaikan bom dengan timer. Setelah bom diaktifkan, maka meledaknya sudah ditentukan jamnya. Luar biasa..


Setelah saya diberi amalannya, saya dawamkan selama 7 hari. Lalu saya coba pukul pada pohon pisang. Hasilnya, buahnya tidak bisa dimakan. Dalam buahnya gosong dan busuk. Juga saya telah diperingatkan agar tidak memukul anak kecil walaupun bercanda. Apalagi menabok wanita hamil, bisa keguguran. Nah, karena ilmu ini tergolong hitam dan menggunakan khadam untuk memecah empedu lawan, maka saya tidak berani memberikan ijazah kepada pembaca. Namun, sebagai bahan wacana penambah pengetahuan, sebagian mantra ilmu tersebut begini :

 ”Bis... Ba kau alif berbaring, aku alif berdiri, kau petih seperti ranggas, kulipat seperti daun picak.. dst.”

Menimbang berbahanya ilmu ini, akhirnya saya simpan saja hingga sekarang. Kurang baik rasanya jika diamalkan generasi muda yang masih panas darahnya. Kiranya ilmu berperang dikuasai oleh mereka yang berjiwa matang dan tidak mudah emosi. Kita bertemu di khasanah ilmu selanjutnya untuk mengingat ilmu-ilmu warisan nenek moyang. Salam damai dari Kalimantan.